Hipnoterapi
klinis ternyata tidak hanya efektif mengatasi berbagai gangguan
penyakit psikomatis atau penyakit yang dipengaruhi oleh kondisi pikiran
seseorang, tapi juga mengembalikan orientasi seksual seorang gay dari
penyuka sesama jenis menjadi penyuka lawan jenis.
Presiden
Asosiasi Hipnoterapis Klinis Indonesia (AHKI), DR Adi W Gunawan, CCH
menjelaskan, hipnoterapi klinis adalah teknik terapi yang dilakukan
dalam kondisi hipnosis sehingga dapat menjangkau pikiran bawah sadar.
"Di
pikiran bawah sadar ini tersimpan program maupun emosi yang menjadi
akar masalah, serta menghalangi pencapaian level kehidupan yang lebih
tinggi," terangnya saat ditemui di Jakarta, belum lama ini.
Dokter
Ahdiarta, seorang seksolog dan juga hipnoterapis asal Bandung
menjelaskan, bila penyebab seseorang menjadi gay karena pengalaman atau
trauma masa kecil, kelainan ini bisa dengan mudah diatasi dengan cara
menghilangkan traumanya.
"Untuk
mengembalikan orientasi seksualnya menjadi penyuka lawan jenis,
syaratnya dia harus mau sendiri. Tapi kalau memang dianya menikmati
menjadi seorang gay, itu akan sulit," kata Adhiarta.
Saat
menjalani terapi, seorang hipnoterapis klinis akan membantu klien masuk
ke kondisi rileksasi sangat dalam, untuk selanjutnya menavigasi klien
agar dapat menemukan akar masalah yang membuatnya menjadi seorang gay.
Bila sumber masalah ditemukan, kelainan ini akan dengan mudah diatasi.
"Ada
pasien saya yang menjadi gay karena ternyata saat usianya 7 tahun, dia
melihat sendiri ibunya berselingkuh. Sejak itu dia jadi trauma dengan
perempuan. Memori inilah yang kita hapus dengan menghadirkan kembali si
ibu di pikiran bawah sadarnya untuk minta maaf dan dia memaafkan.
Setelah itu, ada lagi teknik yang kita lakukan untuk mengubahnya dari
suka laki-laki menjadi suka perempuan," terangnya.
Cara
ini menurut Adhiarta hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Setelah
itu, pria gay tersebut bisa kembali menjadi normal, sebab memori masa
lalu yang menjadi akar penyebabnya telah dihapus.
"Masalah
seksual lainnya seperti ejakulasi dini atau disfungsi yang disebabkan
karena faktor psikologis juga bisa disembuhkan dengan metode ini,"
jelasnya.
Hasil
riset Azegedy-Maszak 2005 memang menjelaskan bahwa pikiran bawah sadar
bertanggung jawab, mempengaruhi, dan menentukan 95 persen hingga 99
persen proses aktivitas berfikir, sehingga pikiran bawah sadar
menentukan hampir semua keputusan, tindakan, emosi, dan perilaku kita.
No comments:
Post a Comment