Teknik hipnoterapi klinis
meski terbukti efektif mampu mengatasi berbagai penyakit psikosomatis
dan problem perilaku hingga saat ini belum dikenal masyarakat luas.
"Efektivitas hipnoterapi sebagai
salah satu modalitas terapi untuk mengatasi berbagai masalah terkait
emosi, perilaku maupun pengambilan keputusan terbukti jauh mengungguli
modalitas terapi lainnya," kata Presiden Asosiasi Hipnoterapis Klinis
Indonesia (AHKI) DR Adi W Gunawan, CCH di Jakarta belum lama ini.
Hipnoterapi
klinis adalah teknik terapi yang dilakukan dalam kondisi hipnosis
sehingga dapat menjangkau pikiran bawah sadar, dimana tersimpan program
maupun emosi yang menjadi akar masalah serta menghalangi pencapaian
level kehidupan yang lebih tinggi.
Adi mengatakan, seorang hipnoterapis
klinis membantu klien masuk ke kondisi rileksasi sangat dalam yang
disebut kondisi somnambulis. Selanjutnya menavigasi klien agar dapat
menemukan mental block atau akar masalah yang menghambat dan menghalangi
keberhasilannya.
"Bila faktor penghalang atau sumber masalah ditemukan, akan dengan mudah diselesaikan,” katanya.
Hipnoterapi
klinis secara khusus membantu klien mengakses dan melakukan
restrukturisasi pikiran bawah sadar mengatasi masalah-masalah yang
berhubungan dengan emosi dan perilaku terkait berbagai aspek kehidupan,
seperti kesehatan, pekerjaan, karier, keuangan, rumahtangga, relasional,
sosial, spiritual, pengembangan diri dan lain-lain.
"Hipnoterapi klinis memiliki efek yang sangat besar terhadap kehidupan seseorang. Karenanya hipnoterapi klinis hanya boleh dilakukan oleh terapis yang telah tersertifikasi sebagai certified hypnotherapist (CHt)," katanya.
Untuk mendapatkan sertifikat itu, seorang hipnoterapi harus
menempuh pendidikan 100 jam di kelas, dan certified clinical
hypnotherapist (CCH) yang telah menempuh pendidikan sekurangnya 200 jam
di kelas di luar praktek klinis dengan jumlah minimal yang ditentukan
oleh lembaga.
Berdasarkan
survei dan literatur ilmiah dan membandingkan tingkat kesembuhan yang
berhasil dicapai oleh modalitas terapi berbeda diperoleh data
psikoanalisa diketahui 38 persen kesembuhan setelah dilakukan 600 sesi
terapi.
Terapi perilaku (behavior therapy) sebanyak 72 persen kesembuhan setelah dilakukan 22 sesi terapi. Sedangkan hipnoterapi kesembuhannya mencapai 93 persen setelah 6 sesi terapi. (eko sutriyanto)
No comments:
Post a Comment